Bupati Kubar Tekankan Kolaborasi dan Literasi Keuangan

SENDAWAR, Siberkaltim.co – Upaya memperkuat daya saing UMKM terus digencarkan berbagai pihak. Meski demikian, persoalan utama pelaku usaha sering kali masih berkutat pada persoalan akses permodalan, literasi keuangan hingga pemasaran produk.

Untuk itu, Pemkab Kutai Barat bersama mitra strategis mendorong kolaborasi nyata demi menghadirkan UMKM yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing. Digelarnya kegiatan Business Matching serta Edukasi dan Literasi Keuangan UMKM (BIMA ETAM) 2025 yang digelar di Aji Tulur Jejangkat (ATJ), Selasa (30/9/2025), Pemkab Kutai Barat menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan UMKM yang tangguh dan berdaya saing.

Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin, menekankan peran vital UMKM sebagai tulang punggung perekonomian daerah sekaligus penggerak utama ekonomi nasional.

“UMKM kita mampu menyerap tenaga kerja besar dan memberi kontribusi signifikan pada PDB. Tantangan terbesarnya masih pada akses permodalan, pemasaran, serta literasi keuangan. Karena itu, kegiatan seperti BIMA ETAM menjadi sangat strategis,” ujarnya.

Ia juga mengajak para pelaku UMKM untuk memanfaatkan momentum ini guna memperluas jaringan usaha, belajar mengelola keuangan dengan baik, serta beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Jangan ragu berinovasi. Pemerintah daerah akan terus mendukung dengan fasilitasi perizinan, pelatihan, hingga promosi. Namun keberhasilan UMKM tidak bisa hanya ditopang pemerintah, diperlukan sinergi semua pihak,” tegas Edwin.

Dukungan juga datang dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Kaltim, Setya Dodi Hermawan, menyebut kegiatan ini penting untuk meningkatkan akses pembiayaan.

“Selama ini kendala UMKM ada pada literasi dan pencatatan keuangan. Melalui kegiatan ini, kami berupaya menghadirkan edukasi agar pelaku usaha bisa memiliki riwayat kredit yang baik,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Direktur OJK Provinsi Kaltim dan Kaltara, Yulianta, menekankan bahwa UMKM menyumbang lebih dari 61 persen PDB Indonesia dan menyerap 97 persen tenaga kerja.

“Sayangnya, sekitar 70 persen UMKM masih kesulitan pendanaan. Karena itu literasi pengelolaan keuangan sangat penting, agar pengusaha dapat mengakses kredit untuk modal, pembelian mesin, hingga pemasaran produk,” ungkapnya.

Lewat BIMA ETAM, Pemkab Kutai Barat bersama BI, OJK, perbankan, dan mitra terkait berupaya menciptakan ekosistem UMKM yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan penguatan literasi keuangan dan akses pembiayaan, program ini diharapkan menjadi langkah nyata mendorong UMKM lokal naik kelas, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih merata. (*)

Exit mobile version