SENDAWAR, Siberkaltim – Harum segar melon menyeruak dari dalam rumah kaca di demplot Gelar Teknologi Pertanian, lokasi pelaksanaan Pekan Daerah (PEDA) XI Petani Nelayan Provinsi Kalimantan Timur di Kutai Barat. Di balik jaring tipis dan sistem tetes yang presisi, harapan baru bagi pertanian Kutai Barat mulai tumbuh, seiring suburnya buah melon Inthanon yang dibudidayakan secara hidroponik.
Komoditas unggulan ini tampil menonjol dalam gelaran akbar yang berlangsung pada 21–27 Juni 2025, dengan pusat kegiatan di Taman Budaya Sendawar, Barong Tongkok. Dari area demplot seluas 4×9 meter, melon-melon unggul itu dirawat intensif melalui sistem irigasi tetes (drip irrigation) yang mengalirkan nutrisi langsung ke akar tanaman melalui selang kecil yang tertancap ke media tanam
“Rata-rata bobot buah melon hidroponik ini bisa mencapai 1,5 kilogram, dan di pasaran Kalimantan Timur bisa dijual hingga Rp50 ribu per buah,” ujar Karsadi, petani buah asal Samarinda yang khusus ditugaskan mengelola budidaya ini selama tiga bulan terakhir menjelang puncak PEDA XI.
Ia menjelaskan, sistem hidroponik sangat ideal diterapkan di Kutai Barat. Cuaca yang relatif stabil, tanpa musim kemarau panjang maupun hujan ekstrem, membuat pertumbuhan tanaman melon berlangsung optimal sepanjang tahun.
“Untuk memulai usaha seperti ini, dibutuhkan investasi awal sekitar Rp15 juta untuk ukuran green house seperti ini. Umur panen hanya sekitar 70 hari,” jelas Karsadi.
Melon-melon hasil budidaya tersebut dijadwalkan akan dipanen secara simbolis oleh Gubernur Kaltim H. Rudy Mas’ud bersama Bupati Kutai Barat Frederick Edwin pada Sabtu (21/6/2025) besok.
Selain menjadi simbol kemajuan teknologi pertanian, kehadiran melon hidroponik ini juga membuka peluang usaha baru yang menjanjikan. Selama ini, kebutuhan buah melon di Kutai Barat masih didatangkan dari luar daerah. Dengan budidaya lokal seperti ini, petani bisa memutus rantai distribusi panjang dan meraup keuntungan langsung dari hasil panen sendiri.
PEDA XI Petani Nelayan yang diikuti lebih dari 1.700 peserta dari seluruh kabupaten/kota se-Kaltim ini menjadi ajang strategis unjuk teknologi dan inovasi pertanian. Melalui demplot seperti budidaya melon hidroponik ini, diharapkan dapat menginspirasi petani lokal untuk berani berinovasi dan mengambil peran lebih dalam membangun ketahanan pangan daerah.
Dengan rasa manis yang nyata dan potensi cuan yang tak kalah legit, melon hidroponik berpeluang menjadi ikon baru pertanian modern di pedalaman Kalimantan. (Adv/Diskominfo Kubar)