banner 728x250

Ukiran Mandau Lidang dari Sekolaq Joleq Pikat Pengunjung PEDA XI di Taman Budaya Sendawar

banner 120x600
banner 468x60

SENDAWAR, Siberkaltim.co – Di antara deretan stan pameran Pekan Daerah (PEDA) XI Petani Nelayan Provinsi Kalimantan Timur 2025, seorang pria paruh baya tampak sibuk mengukir gagang mandau dengan ketekunan luar biasa. Ia adalah Lidang, pengrajin parang tradisional asal Kampung Sekolaq Joleq, yang turut ambil bagian dalam gelaran akbar yang digelar di Taman Budaya Sendawar, Kecamatan Barong Tongkok.

Setiap pagi, tepat pukul 08.30 WITA, Lidang mulai menata sederet parang hasil karyanya di stan Lamin Kenyah yang terletak di sisi paling pinggir area pameran, lokasi strategis yang membuatnya mudah dijumpai pengunjung. Parang-parang karyanya dijual mulai dari harga Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta untuk jenis parang kembar.

banner 325x300

“Sudah 15 tahun saya mengukir parang. Belajar sendiri, dari coba-coba sampai akhirnya bisa seperti sekarang,” ujar Lidang saat ditemui di sela aktivitasnya, Sabtu (21/6/2025). Ia juga mengungkapkan bahwa karyanya pernah dipamerkan di Jakarta lewat fasilitasi pemerintah daerah.

Keunikan karya Lidang terletak pada detail gagang mandau yang diukir langsung di lokasi pameran. Ia menggunakan kayu keras sebagai bahan dasar, lalu membentuk berbagai model gagang yang dililit rotan. Untuk bilah mandau, ia menggunakan logam bekas per kendaraan yang ditempa secara manual hingga membentuk mata parang yang tajam dan estetik.

Kehadiran Lidang dalam PEDA XI bukan sekadar memamerkan produk, melainkan juga memperlihatkan proses kreatif di balik pembuatan mandau, senjata tradisional khas Kalimantan Timur yang sarat nilai budaya. Tak sedikit pengunjung yang berhenti, menyaksikan dengan takjub bagaimana seni ukir itu hidup dalam tiap goresan tangan Lidang.

Tak hanya untuk kegiatan berladang, senjata khas Kalimantan ini juga digunakan dalam prosesi seperti pernikahan dan upacara adat. Bahkan tak jarang menjadi buah tangan bagi para pelancong yang menginjakkan kakinya di Bumi Tanaa Purai Ngeriman ini.

PEDA XI Petani Nelayan Provinsi Kalimantan Timur berlangsung selama tujuh hari, mulai 21 hingga 27 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pertemuan pelaku utama sektor pertanian dan perikanan, sekaligus wadah pelestarian kearifan lokal seperti yang ditunjukkan oleh Lidang. (Adv/Diskominfo Kubar)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *